Karya Tulis Ilmiah
UJI RESISTENSI NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP Cypermethrin DI KECAMATAN BATUCEPER KOTA TANGERANG
Kasus DBD terus-menerus terjadi di wilayah Indonesia setiap tahunnya sehingga masyarakat selalu berupaya untuk mengendalikannya. Resistensi terhadap insektisida merupakan fenomena yang dirasakan oleh setiap negara termasuk negara Indonesia. Nyamuk Aedes aegypti telah reristen terhadap Cypermethrin 0,02% dan 0,04% di Cimahi, resisten terhadap 0.05% di daerah Purworejo, Kebumen, Pekalongan, Wonosobo, Demak, dan Kudus. Dengan adanya sistem monitoring yang baik, maka resistensi dapat dikelola. Resistensi merupakan penurunan efektifitas insektisida. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu fogging. Fogging merupakan kegiatan pengasapan menggunakan bahan insektisida, bahan insektisida yang biasa digunakan yaitu golongan Cypermethrin 0,05%. Nyamuk pembawa penyakit dapat mengalami pertahanan hidup dari paparan suatu dosis insektisida, kejadian ini disebut status resistensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan hewan uji berupa nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari wilayah kecamatan Batuceper, kota Tangerang. Analisis penelitian ini bertujuan untuk menentukan status resistensi yang mengacu pada standar kategori dari WHO. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, hasil penelitian di dapatkan persentase kematian pada nyamuk Aedes aegypti yang terpapar impregnated paper (kertas yang mengandung insektisida Cypermethrin 0,05%) menunjukan bahwa nyamuk Aedes aegypti dari wilayah Kecamatan Batuceper, Kota Tangerang adalah rentan terhadap insektisida Cypermethrin 0,05% dengan persentase kematian 100% berdasarkan hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan fogging yang berisi insektisida Cypermethrin 0,05% masih rentan terhadap nyamuk Aedes aegypti.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain