Karya Tulis Ilmiah
UJI DAYA HAMBAT LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PENYEBAB JERAWAT (Staphylococcus epidermidis)
Acne vulgaris (jerawat) mempengaruhi sekitar 85% remaja dan dewasa, dan diperkirakan mengenai 9,4% dari populasi global sehingga menjadi penyakit paling banyak kedelapan di seluruh dunia yang umumnya disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus. Pengobatan tradisional yang berlandaskan sumber alam hayati sudah sejak dulu digunakan salah satunya adalah lendir bekicot (Achatina fulica) yang mengandung achatin dan kitosan dan berperan sebagai anti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi daya hambat lendir bekicot terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis secara in vitro menggunakan metode difusi sumuran pada Mueller Hinton Agar sebagai media uji daya hambatnya. Konsentrasi lendir bekicot yang digunakan adalah 100%, 50%, 25%, dan 10% dengan 4 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lendir bekicot tidak mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis ditandai dengan tidak terbentuknya zona bening di area sumuran. Hal ini terjadi karena lapisan peptidoglikan yang dimiliki Staphylococcus epidermidis sangat tebal dan kemampuan bakteri dalam membentuk biofilm menjadi salah satu faktor yang memungkinkan senyawa antimikroba dalam lendir bekicot tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain